“PELUKAN HANGAT MU”
Karya : Nimas Widiya
pebriyani
Dari aku
kecil ummi dan abiku selalu mengajari aku apa itu arti ikhlas, kesederhanaan, sabar,
sopan santun, baik sama orang lain bahkan mengajari aku sholat mencintai allah
SWT dan rasulullahJ.
Terkadang senang hati ini jika mengingat tingkah konyolku saat aku kecil. Ingat
sekali saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar. Guruku yang cantik dan baik
bernama bu syifa yang sampai saat ini selalu ku ingat. Ia menerangkan tentang
apa itu ikhlas, dan ia juga mengatakan “ikhlas itu hanya mengharapkan ridha
allah SWT.ikhlas dalam sedekah itu ibarat jika kita bersedekah dengan tangan
kanan, tangan kiri tak perlu tahu” ucapanya perlahan menerangkan apa itu
ikhlas. Namun betapa konyolnya tingkahku saat mengamalkan pelajaran yang
diberikan oleh guruku yang cantik itu. Satu waktu saat aku pergi kerumah
sepupuhku bersama ummiku tersayangJ.
saat diperjalanan aku bertemu dengan seorang nenek-nenek yang sedang duduk
sendiri dibawah pohon dengan wajah penuh derita dan tangan yang menampah
mengharapkan belas kasih seseorang “kasih ke nenek itu sanah” ucap
ummi sambil menyodorkan uang kepadaku. Aku pun mengambilnya dan berlari kearah
nenek tua itu, “ini nek” ucapku memberikan uang dimangkuk
kecil yang berada ditangan nenek tua itu dengan tangan kanan sedangkan tangan
kiriku,aku kepal dan sembunyikan dibalik punggungku. Wajah nenek tua itu
terheran-heran, tiap kali ia mencoba untuk melihat kebelakang punggungku,
apayang sebenernya aku sembunyikan. Namun aku terus mengelak dan mengelak
seakan-akan seperti orang ketakutan. Melihat tingkahku ummi terheran-heran dan
berkata “any kenapa? Ko tangannya diumpetin bgtu?” tannya ummi perlahan. Aku
hanya mengelengkan kepalaku seakan-akan menyembunyikan sesuatu,ummi semakin
bertannya dan bertannya karna desakan ummi tadi akupun menjawab “bu syifa
pernah bilang kalo kita melakukan sesuatu itu harus ikhlas,dan kalo kita member
pakai tangan kanan, tangan kirikan gak boleh tau mi” jawabku dengan polosnya.
Wajah heran yang ada diwajah ummi dan nenek tua itu sirna begitu saja,
digantikan dengan tawa kecil yang berbalik membuat aku terheran-heran “apakah
yang aku katakana tadi salah? Tidakkan?.kenapa mereka menertawakanku seperti
itu?” gerutuku dalam hati. Aku bertannya pada ummi dan nenek itu, namun meraka
hanya terus menerus menertawakanku. Karna kesal akupun memilih diam dan
cemberut menandakan jika aku ini sedang marah pada mereka. Namun itu semakin
membuat mereka tertawa.” Sebenarnya apa yang lucu sih!!?” gerutuku
dalam hati. Saat itu pula ummi mengusap kepalaku dan berkata “maksud bu syifa
itu bukan begitu sayang” ucap ummi perlahan disertai senyuman.”lalu
apa?”
tanyaku balik keummi, namun yang menjawab nenek tua itu “maksudnya itu
jika kita berbuat kebaikan, cukup kita ajh yang tau orang lain tak pernah tau
nak”jelas nenek itu. “tuh denger, maksudnya bukannya kamu
memberi dengan tangan kanan terus tagan kirinya kamu umpetin seperti itu
sayang” lanjut ummi. Aku hanya terdiam, seakan-akan memikirkan penjelasan dari
ummi dan nenek tua itu.”Oooh begitu.jadi any salah dong mi?” ungkapku sambil
cengengesan. Ummi hanya tersenyum menjawab ucapanku tadi sambil mengusap
kepalaku lagi. Setelah itu aku kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah
sepupuku. Berjalan seiringnya waktu masa putih merah lenyap begitu saja ,dan
aku melanjutkan sekolah disalah satu sekolah negri menengah pertama dikota
bekasi awalnya ummi dan abiku menganjurkan aku untuk masuk pesantren “any
meneruskan kepesantren aja? Dipesantren kamu bisa mempeljari lebih luas ilmu
agama islam,lebih mengerti mana yang buruk diduniawi dan mana yang tidak ,
sayang?” awalnya aku niat dan aku
mau melanjutkan kepesantren ,namun ketika aku melihat teman dan sahabatku
melanjutkan kesekolah menengah pertama yang aku impikan akhirnya keinginanku
untuk melanjutkan kepesantrenku hilang ditelan nafsu, “tapi mi bi teman-teman
dan sahabatku semua melanjutakn kesekolah mengah yang aku impikan ituL ,aku gak mau masuk
pesantren mi bi.” Lalu ummi memberikan pelukannya kepadaku “nak masa depan kamu
tuh ada ditangan kamu sayang bukan ditangan orang lain” aku hanya bisa terdiam
saat ummi melontarkan kata-kata dan senyuman kepadaku, namunaku tetap
bersihkukuh untuk masuk sekolah menengah pertama yang aku impikan itu. Namun
seiringannya berjalannya waktu masa-masa nakal anak-anak jaman sekarang mulai
beredar dan bermunculan bahkan sampai mengikuti tren/gaya berpakaian ala
artis-artis korea yang dipandang kasat mata tidak pantas digunakan. Dan ummi
selalu menasehatiku “sayang ingat yah semua pergaulan itu hanya sebagai nafsu
duniawi.tetaplah taat pada perintah allah SWT dan menjauhi larangannya,dan
tetaplah menjadi dirimu sendiri jangan malu akan semua kekuranganmu J” aku hanya bisa tersenyum
membalas nasehat ummi itu. Lalu sewaktu ketika tepatnya aku duduk dibangku
kelas 8 muncullah rasa penasaranku tentang “bolos itu apa si? Membawa hp
dimarahi gak ya? Lalu langsung bermain saat jam pulang sekolah enak gak si? Dan
lain-lain” rasa penasaran itu semakin keluar saat teman ku mengajak aku jajan
saat jam pelajaran,main hp saat guru sdg menerangkan,main saat pulang sekolah,
hari demi hari semakin banyak yang mengajak dan menghasut ku ,rasa penasaranku
semakin menjolak-jolak ,suatu ketika saat mata pelajaran ips berlansung dimana
teman sekalas ku tidak suka dengan guru mata pelajaran yang satu ini satu demi
satu temanku ijin dan beralasan kekamar kecil,beli pulpen ,aku hanya terdiam
dikelas lalu tak lama kemudian teman sebangkuku meminta aku untuk mengantarkan
dirinya untuk kekamar kecil, sesampai ya aku dikamar kecil temanku hanya pada
mengobrol dengan teman yang lainnya bahkan ada yang jajan dikantin,”ko kalian
malah diam disnih? Gak kembali lagi kekelas ?” lalu mereka dengan santainya
menjawab “males kita nay
pelajaran guru mata pelajaran ips ,galak pisan gurunya gimna kita mau masuk
semua pelajaran kalo cara ngajar dia ajh bikin tegang percuma nay mendingan
kita keluar dari jam pelajaran dia”. Apakah ucapan yang mereka lontarkan itu
benar? Apa pantas seorang pelajar seperti kita melakukan hal seperti itu. Apakah
kalian tak ingat amanat yang diberikan kedua orang tua kalian untuk belajar
dengan baik disekolah?. Semudah itukah kalian lupakan amanat itu?. Walaupun
kedua orang tua kita tak tahu apa yang kita lakukan. Ingatlah, Allah tak pernah
tidur. Allah akan selalu mengawasi dan mengetahui apapun yang akan engkau
lakukan.
Tiga tahunku laluin masa putih biruku
senang,susah,pahit,asam sudah ku rasakan dan kulalui bersama teman
seperjuanganku. Dan tibalah saat masa dimana kita melangkah untuk mencari jadi
diri kita dan mencapai cita-cita apa
yang sudah kita rangkai didalam kehidupan kitaJ
dan aku memilih untuk meneruskan sekolah ku dibogor tempat kediaman ibu dari
ummiku ,aku mulai mengerti arti jauh dari orang tua,arti kemandirian ,aku mulai
sadar setiap perjalanan hidup yang telah ku lalui ,sampai saat ketika aku lelah
dengan jalan hidup yang sekarang ku jalanin namun ummi selalu menasehati ku “emang
ini setiap hidup itu pasti ada ujiannya kya sekolah itu tandanya any harus bisa
ngelewatinya kalo ingin sukses dan berhasil oke” ,dan saat aku lelah aku capek
aku selalu ingat semua nasehat ummi yang selalu menasehatiku sampai sekarangJ aku bangga dan senang
mempunyai orang tua seperti ummi dan abiJ
0 komentar:
Posting Komentar