Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi
anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.
Dengan demikian bebtuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh
mempengaruhi secara timbale balik antara orang tua dan anak.
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang
penting dan amat berpengaruh atas pendidikan aanak-anaknya. Sejak seorang anak
lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru
perangai ibunya dan biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila
ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik.
Penaruh ayah terhadap anak besar pula. Di mata anaknya
ia seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai di antara orang-orang yang
dikenalnya. Cara ayah itu melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada
cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utam, lebih-lebih bagi anak
yang agak besar, baik laki-laki maupun perempuan, bila ia mau mendekati dan
dapat memahami hati anaknya.
Dalam kehidupan masyarakat, kita melihatseorang
perempuan meraih gelar pendidikan sarjana atau dibawahnya. Hanya saja ia tidak
tau bagaimana cara menggendong anak kecil yang masih menyusu. Kesalahan yang
demikian ini kembali kepada ibunya karna tidak pernah mengajarkan hal itu
kepada putrinya. Gelar sekolah dianggap suatu kelebihan bagi pribadi seorang
wanita tapi ketidak tauan cara hidup berumah tangga merupakan kekuranganyang
merugikan bagi seorang istri.
Seorang ibu wajib mendidik anak putrinya
prinsip-prinsip mengatur rumah tangga, cara meladeni suami dan cara
menyambutnya dengan wajah ceria. Seorang ibu hendaknya memantau tingkah laku
anak perempuannya dan mengenali teman-teman dekatnya. Janganlah dibiarkan
berlalu tanpa mengetahui tempat-tempat yang dikunjungi oleh anaknya.
Seorang ayah hendaknya jangan pergi ke tempat tidur
sebelum merasa tenang melihat keadaan anaknya. Seorang ayah harus duduk bersama
dan memberitahukan apa yang bermanfaat untuk masa depannya. Jika kelak anaknya
jadi seorang pengusaha hendaknya ayah mengingatkan agar tidak mengumpulkan
harta haram.
Pada dasarnya kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di
atas itu berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang
bagaimanapun juga keadaannya. Hal itu menunjukkan cirri-ciri dari watak rasa
tanggung jawab setiap orang tua atas kehidupan anak-anak mereka untuk
masa kini dan mendatang. Karenalah tidaklah diragukan bahwa tanggung jawab pendidikan
secara mendasar terpikul terhadap orang tua. Apakah tanggung jawab pendidikan
itu diakuinya secara sadar atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau
tidak, hal itu adalah merupakan “fitrah” yang telah dikodratkan Allah SWT
kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu
karena telah merupakan amanah Allah SWT yang dibebankan kepada mereka.
Pertama-tama yang diperintahkan allah kepada nabi
Muhammad dalam mengembangkan agama islam adalah untuk mengajarkan agama itu
kepada keluarganya, baru kemudian kepada masyarakat luas. Hal itu berarti di
dalamnya terkandung makna bahwa keselamatan keluarga harus lebih dahulu
mendapat perhatian atau harus didahulukan ketimbang keselamatan masyarakat.
Karena keselamatan masyarakat pasa hakikatnya bertumpu pada keselamatan
keluarga.
Firman Allah: "dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,"(Q.S. Asy-Syuara’ 214).
Firman Allah: "dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,"(Q.S. Asy-Syuara’ 214).
Demikian
pula Islammemerintahkan agar para orang tua berlaku sebagai kepala dan pemimpin
dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api
neraka, sebagaimana Firman Allah:
Artinya:
Artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….” (Q.S.
At-Tahrim 6).
Tanggung
jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua ssekurang-kurangnya harus
dilaksanakan dalam rangka:
1) Memelihara dan
membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab
setiap orang tua dan marupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan
hidup manusia.
2) Melindungi dan
menjamin kesehatannya, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan
penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan
falsafat hidup dan agama yang dianutnya.
3) Memberi pengajaran
dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki
pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
4) Membahagiakan anak,
baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.
0 komentar:
Posting Komentar