Kamis, 12 Februari 2015

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bebtuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbale balik antara orang tua dan anak.
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan aanak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik.
Penaruh ayah terhadap anak besar pula. Di mata anaknya ia seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai di antara orang-orang yang dikenalnya. Cara ayah itu melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utam, lebih-lebih bagi anak yang agak besar, baik laki-laki maupun perempuan, bila ia mau mendekati dan dapat memahami hati anaknya.
Dalam kehidupan masyarakat, kita melihatseorang perempuan meraih gelar pendidikan sarjana atau dibawahnya. Hanya saja ia tidak tau bagaimana cara menggendong anak kecil yang masih menyusu. Kesalahan yang demikian ini kembali kepada ibunya karna tidak pernah mengajarkan hal itu kepada putrinya. Gelar sekolah dianggap suatu kelebihan bagi pribadi seorang wanita tapi ketidak tauan cara hidup berumah tangga merupakan kekuranganyang merugikan bagi seorang istri.
Seorang ibu wajib mendidik anak putrinya prinsip-prinsip mengatur rumah tangga, cara meladeni suami dan cara menyambutnya dengan wajah ceria. Seorang ibu hendaknya memantau tingkah laku anak perempuannya dan mengenali teman-teman dekatnya. Janganlah dibiarkan berlalu tanpa mengetahui tempat-tempat yang dikunjungi oleh anaknya.
Seorang ayah hendaknya jangan pergi ke tempat tidur sebelum merasa tenang melihat keadaan anaknya. Seorang ayah harus duduk bersama dan memberitahukan apa yang bermanfaat untuk masa depannya. Jika kelak anaknya jadi seorang pengusaha hendaknya ayah mengingatkan agar tidak mengumpulkan harta haram.
Pada dasarnya kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di atas itu berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang bagaimanapun juga keadaannya. Hal itu menunjukkan cirri-ciri dari watak rasa tanggung jawab setiap  orang tua atas kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan mendatang. Karenalah tidaklah diragukan bahwa tanggung jawab pendidikan secara mendasar terpikul terhadap orang tua. Apakah tanggung jawab pendidikan itu diakuinya secara sadar atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan “fitrah” yang telah dikodratkan Allah SWT kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu karena telah merupakan amanah Allah SWT yang dibebankan kepada mereka.
Pertama-tama yang diperintahkan allah kepada nabi Muhammad dalam mengembangkan agama islam adalah untuk mengajarkan agama itu kepada keluarganya, baru kemudian kepada masyarakat luas. Hal itu berarti di dalamnya terkandung makna bahwa keselamatan keluarga harus lebih dahulu mendapat perhatian atau harus didahulukan ketimbang keselamatan masyarakat. Karena keselamatan masyarakat pasa hakikatnya bertumpu pada keselamatan keluarga. 
Firman Allah: "dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,"(Q.S. Asy-Syuara’ 214).
Demikian pula Islammemerintahkan agar para orang tua berlaku sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api neraka, sebagaimana Firman Allah:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….” (Q.S. At-Tahrim 6).
Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua ssekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka:
1)      Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan marupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
2)      Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.
3)      Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

4)      Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.

0 komentar:

Posting Komentar