Pembentukan keluarga dalam islam bermula dengan
terciptanya hubungan suci yang menjalin seorang lelaki dan seorang perempuan
melalui perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya.
Oleh sebab itu kedua suami isteri itu merupakan dua unsure utama dalam
keluarga. Jadi keluarga dalam pengertiannya yang sempit merupakan suatu unit
social yang terdiri dari seorang suami dan seorang isteri, atau dengan kata
lain keluarga adalah perkumpulan yang halal antara seorang lelaki dan seorang
perempuan yang bersifat terus-menerus di mana yang satu merasa tenteram dengan
yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat. Dan ketika
kedua suami isteri itu dikaruniai seorang anak atau lebih, maka anak-anak itu
menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping dua unsur
sebelumnya.
Masing-masing unsure yang tiga ini, yaitu suami,
iteri, dan anak mempunyai peranan penting dalam membina dan menegakkan
keluarga, sehingga kalau salah satu unsur itu hilang, maka keluarga menjadi
goncang dan keluarga kehilangan keseimbangan.
Tentang pentingnya unsure anak-anak ini sendiri banyak
ayat-ayat Al Qur-an dan Hadits yang menegaskan bagaimana tabiat manusia suka
mempunyai anak sebagai salah satu perhiasan hidup dan sumber kebahagiaan umat
manusia jika kanak-kanak itu saleh’ Seperti firman Allah s.w.t “Harta dan
anak-anak adalah perhiasan hidup didunia, sedang amalan kekal lagi saleh itu
adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu dan lebih baik untuk menjadi
pengharapan”. (Al-Kahf : 46). Sabda Rasulullah s.a.w. “Sebaik-baiknya wanita
adalah yang banyak anak” (R. Al Baihaqi). Juga sabda Rasululah s.a.w.
“Anak-anak adalah harum-haruman syurga”.
Secara sosiologis, Djudju Sudjana (1990)3
mengemukakan tujuh macam fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi biolagis
2. Fungsi edukatif
3. Fungsi religious
4. Fungsi protektif
5. Fungsi sosialisasi
6. Fungsi rekreatif
7. Fungsi ekanomis
1. Fungsi biologis,
perkawinan dilakukan antara lain bertujuan agar memperoleh keturunan, dapat
memelihara kehormatan serta martabat manusia sebagai makhluk yang berakal dan
beradab. Fungsi biologis inilah yang membedakan perkawinan manusia dengan
binatang, sebab fungsi ini diatur dalam suatu norma perkawinan [3]yang
diakui bersama.
2. Fungsi edukatif,
keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orang tua
memiliki peran yang cukup penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani
dan ruhani dalam dimensi kognisi, afektif maupun skill, dengan tujuan untuk
mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelektual, dan professional.
Pendidikan keluarga islam didasarkan pada Al-Tahrim:6 “
Artinya ’’ Jagalah
dirimu dan keluarga mu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu. ‘’
Fungsi edukatif ini merupakan bentuk penjagaan hak
dasar manusia dalam memelihara dan mengembangkan potensi akalnya. Peningkatan
pendidikan generasi penerus berdampak pada pergeseran relasi dan peran-peran
angota keluarga. Karena itu bisa terjadi suami belajar kepada istri, bapak atau
ibu belajar kepada anaknya, namun teladan baik dan tugas- tugas pendidikan
dalam keluarga tetap menjadi tanggung jawab kedua orang tua.dalam Hadis ini
Nabi di tegas kan.
Setiap
anak l ahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah yang menjadikan dia yahudi,
nasrani, majusi. ‘’(HR,Ahmad Thabrani ,dan Baihaqi) ‘’
3. fungsi religius,keluarga
merupakan tempat penanaman nilai moral agama melalui pemahaman,
penyadaran dan praktek dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta iklim
keagamaan di dalamnya. Dalam Q.S Lukman :13
13. dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Dengan demikian keluarga merupakan awal mula seseorang
mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhanya.
4. fungsi protektif , di
mana keluarga menjadi tempat yang aman dari gangguan internal maupun eksternal
keluarga dan untuk menangkal segala pengaruh negative yang masuk di dalmnya.
5. Fungsi sosialisasi
adalah berkaitan dengan mempersiapakan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik, mampu memegang norma-norma kehidupan secara universal baik inter
relasi dalam keluarga itu sendiri maupun dalam menyikapi masyarakat yang
pluralistik lintas suku , agama, budaya, bahasa meupun jenis kelaminya.
6. Fungsi rekreatif ,
bahwa keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukan dan melepas
lelah dari seluruh aktifitas masing-masing anggota keluarga .Fungsi rekreatif
ini dapat mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan , saling menghargai,
menghormati,dan menghibur masing-masing anggota keluraga sehingga
tercipta hubungan harmonis, damai, kasih sayang dan setiap anggot
keluarga merasa ‘’ rumahku adalah surgaku ‘’.
7. Fungsi ekonomis,yaitu
keluarga merupakan kesatuan ekonomis dimana keluarga memiliki aktivitas mencari
nafkah, pembinaan usaha, perencanaan anggaran, pengelolaan dan bagaimana
memangfaatkan sumber-sumber penghasilan dengan baik, mendistribusikan secara
adil dan proporsiona,serta dapat mempertanggungjawabkan kekayaan dan harta
bendanya secara social maupun moral.
Di tinjau dari ketujuh fungsi keluarga tersebut
,maka jelaslah bahwa keluarga memiliki fungsi yang vital dalam pembentukan
individu. Oleh karena itu keseluruhan fungsi tersebut harus terus menerus
dipelihara. Jika salah satu dari fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka
akan terjadi ketidak keharmonisan dalam system keteraturan dalam keluarga.
Peran keluarga
Di lihat dari segi pendidikan , keluarga merupakan
satuan kesatuan hidup ( sistem sosial), dan keluraga menyediakan situasi
belajar.
Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial),
keluraga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluragaan membantu anak
mengembangkan sifat persahabatan ,cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja
sama, disiplian ,tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.
Sementara itu yang berkenaan dengan keluarga
menyediakan situasi belajar , dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat
bergantung kepada orang tua, baik karena keadaan jasmaniahnya maupun kemampuan
intelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang
diajarkan oleh orang tua.
Sumbangan
keluarga bagi pendiidkan anak adalah sebagai berikut.
1. Cara orang tua
melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri , seperti cara makan,buang
air, berbicara, berjalan, berdoa,sungguh-sungguh membekas dalam diri anak
karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi.
2. Sikap orang tua
sangat mempengaruhi perkembangan anak .sikap meneriman atau menolak,
sikap kasih sayang atau acuh tak acuh,sikap sabar atau tergesa-gesa,sikap melindungi
atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak
Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan
terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa di pikulkan kepada orang lain
kaerna ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua
ini. Maka sebagai tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang
lain, yaitu melalui sekolah.
Untuk tambah memperjelas tentang peranan keluarga
dalam bidang-bidang ini kita dapat bicarajan masing-masing seperti di bawah ini[5]:
1. Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Bagi Anak-anaknya
Keluarga
mempunyai peranan penting untuk menolong pertumbuhan anak-anaknya dari segi
jasmani, baik aspek perkembangan ataupun aspek perfungsian. Begitu juga dalam
hal memperoleh pengetahuan, konsep-konsep, ketrampilan-ketrampilan,
kebiasaan-kebiasaan, dan sikap terhadap kesehatan yang harus dipunyai
untuk mencapai kesehatan jaasmani yang sesuai dengan umur, menurut kematangan,
dan pengamatan mereka.
Di antara
cara-cara yang dapat menolong untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan jasmani
dan kesehatan anak-anak adalah: memberi peluang yang cukup untuk
menikmati susu ibu, jika kesehatan ibu membolehkan yang demikian. Menjaga
kesehatan dan kebersihan jasmani dan pakaiannya dan melindunginya dari serangan
angin, panas, terjatuh, kebakaran, tenggelam; meminum bahan-bahan berbahaya,
dan lain-lain sebagainya.
Dalam
menjalankan tugas-tugas ini terhadap pendidikan anak-anaknya keluarga Islam
merasa bahwa ia telah menunaikan salah satu tugas yang diwajibkan oleh agama
Islam. Firman Allah s.w.t.: “Bersihkanlah pakaianmu. Jagalah kesehatan”.
(Al-Mudatsir:4,5).
Sabda
Rasulullah s.a.w juga : “Hendaklah setiap muslim mandi sekali dalam tujuh
hari”.
2. Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Akal (Intelektual) Kanak-kanak.
Di antara
cara-cara yang dapat dilalui oleh keluarga untuk memainkan peranannya dalam
pendidikan ini adalah: mempersiapkan rumah tangga dengan segala macam
perangsang ini adalah permainan-permainan pengajaran yang bertujuan
gambar-gambar, buku-buku, dan majalah-majalah yang menyebabkan anak-anak gemar
menelaah kandungan buku-buku dan majalah-majalah dan bersedia untuk membaca
sebelum ia belajar membaca dan menulis.
Sesudah
anak-anak masuk sekolah tanggungjawab keluarga dalam pendidikan intelektual
bertambah luas. Sekarang menjadi kewajiban keluarga dalam bidang ini adalah
menyiapkan suasana yang sesuai dan menggalakkan untuk belajar, mengulangi
pelajaran, mengerjakan tugas.
3. Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Psikologikal dan Emosi
Di antara
bidang-bidang di mana keluarga dapat memainkan peranan penting adalah
pendidikan psikologikal dan emosional. Melalui pendidikan itu keluarga dapat
menolong anak-anaknya dan anggota-anggotanya secara umum untuk menciptakan
pertumbuhan emosi yang sehat, menciptakan kematangan emosi yang sesuai dengan
umurnya, menciptakan penyesuaian psikologikal yang sehat dengan dirinya sendiri
dan dengan orang-orang lain di sekelilingnya. Begitu juga dengan
menumbuhkan emosi kemuliaan yang mulia, seperti cinta kepada orang lain,
mengasihani orang lemah dan teraniaya, menyayangi dan mengasihani orang fakir
miskin, kehidupan emosi yang rukun dengan orang-orang lain dan menghadapi
masalah-masalah psikologikal secara positif dan dinamis.
Di antara
cara-cara yang dapat digunakan oleh keluarga untuk mendidik anak-anaknya dari
segi psikologi adalah bahwa ia memberi mereka segala peluang untuk menyatakan
diri, keinginan, fikiran dan pendapat mereka dengan sopan dan hormat, disamping
menolong mereka berhasil dalam pelajaran dan menunaikan tugas yang dipikulkan
kepadanya.
4. Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Agama Bagi Anak-anaknya
Pendidikan
agama dan spiritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual
yang bersifat naluri yang ada pada kanak-kanak melalui bimbingan agama yang
sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dan upacara-upacaranya. Begitu juga
membekalkan kanak-kanak dengan pengetahuan agam adan kebudayaan Islam
yang sesuai dengan umurnya dalam bidang-bidang akidah, ibadat, muamalat, dan
sejarah.
Di antara
cara-cara praktis yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan
semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah cara-cara berikut:
a) Memberi tauladan yang
baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang dengan
ajaran-ajaran agama dalam bentuknya yang sempurna dalam waktu tertentu
b) Membiasakan mereka
menunaikan syiar-syiar agama semenjak kecil sehingga penunaian itu menjadi
kebiasaan yang mendarah daging
c) Menyiapkan Suasana
agama dan spiritual yang sesuai di rumah di mana mereka berada
d) Membing mereka membaca
bacaan- bacaan agam yang berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan Alloh dan
mahluk- mahluk untuk menjadi bukti kehalusan sistem ciptaan itu dan atas wujud
dan keagungannya.
e) Menggalakkan mereka
turut serta dalam aktivitas- aktivitas agama, dan lain-lain lagi caracara lain.
Ketika
keluarga menunaikan hal-hal tersebut di atas, sebenarnya ia menurut kepada
petunjuk dari Al-quran, sunnah nabi SAW. Dan peninggalan Assalaf-Assaleh yang
semuanya mengajak untuk melaksanakan pendidikan.
Sabda
rosululloh SAW ‘’ perintahlah anak- anakmu bersembahyang ketika mereka berumur
tujuh tahun. Pukulah mereka kalau tidak mau jika mereka berumur sepuluh tahun.
Dan pisahkan lah mereka dalam pembaringan.’’ ( H.R. Abu Daud, AL-Turmudzi
,ahmad dan AL-hakim.)
Sabda
rosululloh SAW “ ajarkanlah kepada anak anakmu tiga hal mencintai nabi,
mencintai keluarga nabi, dan membaca al-quran.
5. Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Akhlak Bagi Anak-Anak
Keluarga
memegang peranan penting sekali dalam pendidikan ahlak untuk anak-anak sebagai
institusi yang mula-mula sekali berinteraksi dengannya, oleh sebab mereka
mendapat pengaruh daripaadanya atas segala tingkah lakunya, oleh sebab itu
haruslah keluarga mengambil berat tentng pendidikan ini, mengajar mereka ahlak
yang mulia yang diajarkan islam seperti kebenaran, kejujuran, keikhlasan ,
kesabaran, kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah, berani dan lain sebagainya,
firman Allah SWT “jika engkau (hai Muhammad) kasar bengis tentu mereka akan
meninggalkanmu (Al Imran: 159).
Diantara
kewajiban keluarga dalam hal ini adalah
a. Member contoh
yang baik bagi anak-anaknya dalam berpegang teguh kepada ahlak mulia
b. Menyediakan bagi
anak-anaknya peluang-peluang dan suasana praktis dimana mereka dapat
mempraktekan ahlak yang diterima dari orang tuanya
c. Memberi
tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka merasa bebas
memilih dalam tindak tanduk
d. Menunjukan bahwa
kelarga selalu mengawasi mereka dengan sadar dan bijaksana
e. Menjaga mereka
dari teman-teman yang menyeleweng an tempat-tempat kerusakan dan lain-lain lagi
cara keluarga dapat mendidik akhlak anak-anaknya.
6. Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Sosial Kanak-Kanak
Diantara cara-cara yang petut digunakan oleh keluarga
dalam mendidik anak-anaknya dari segi social politik dan ekonomi adalah
a. Memberi contoh
yang baik kepada anak-anaknya dalam tingkah laku social yang sehat berdasar
pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama
b. Menjadikan rumah itu
sebagai tempat dimana tercipta hubungan-hubungan social yang berhasil
c. Menjauhkan
mereka dari sifat manja dan berfoya-foya dan jangan menghina dan merendahkan
mereka-mereka dengan kasar sebab sifat memanjakan dan kekerasan itu merusak
kepribadian anak-anak.
d. Memperlakukan mereka
dengan lemah lembut dengan menghormatinya didepan kawan-kawannya tetapi jangan
melepaskan kekusaan kebapaan mereka terhadap anak-anaknya.
e. Menolong
anak-anaknya menjalin persahabatan yang mulia dan berhasil sebab manusia turut
menjadi baik karena berkawan dengan orrang soleh seperti kata pepatah
f. Bersifat adil
diantara mereka
Diantara
dalil- dalil agama yang menajdi dasar kelarga muslim dalam mendidik
anak-anaknya dari segi social adalah
Sanda
rasulullah SAW kepada Aisyah r.a “hendaklah kau bersifat lemah lembut sebab
lemah lembut jika ia berada pada sesuatu ia menghiasinya sedangnya jika
meninggalkan sesuatu ia merusakannya (H.R Al Bukhari Dalam Al Adab Al
Mufrad) juga sabda Rasulullah “bertakwalah kamu kepada Allah dan berbuat
adilah antara anak-anakmu”
0 komentar:
Posting Komentar