Kamis, 12 Februari 2015

PERANAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM

Pembentukan keluarga dalam islam bermula dengan terciptanya hubungan suci yang menjalin seorang lelaki dan seorang perempuan melalui perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya. Oleh sebab itu kedua suami isteri itu merupakan dua unsure utama dalam keluarga. Jadi keluarga dalam pengertiannya yang sempit merupakan suatu unit social yang terdiri dari seorang suami dan seorang isteri, atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan yang halal antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang bersifat terus-menerus di mana yang satu merasa tenteram dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat. Dan ketika kedua suami isteri itu dikaruniai seorang anak atau lebih, maka anak-anak itu menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping dua unsur sebelumnya.
Masing-masing unsure yang tiga ini, yaitu suami, iteri, dan anak mempunyai peranan penting dalam membina dan menegakkan keluarga, sehingga kalau salah satu unsur itu hilang, maka keluarga menjadi goncang dan keluarga kehilangan keseimbangan.

Tentang pentingnya unsure anak-anak ini sendiri banyak ayat-ayat Al Qur-an dan Hadits yang menegaskan bagaimana tabiat manusia suka mempunyai anak sebagai salah satu perhiasan hidup dan sumber kebahagiaan umat manusia jika kanak-kanak itu saleh’ Seperti firman Allah s.w.t “Harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup didunia, sedang amalan kekal lagi saleh itu adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu dan lebih baik untuk menjadi pengharapan”. (Al-Kahf : 46). Sabda Rasulullah s.a.w. “Sebaik-baiknya wanita adalah yang banyak anak” (R. Al Baihaqi). Juga sabda Rasululah s.a.w. “Anak-anak adalah harum-haruman syurga”.
Secara sosiologis, Djudju Sudjana (1990)3  mengemukakan tujuh macam fungsi keluarga, yaitu:
1.      Fungsi biolagis
2.      Fungsi edukatif
3.      Fungsi religious
4.      Fungsi protektif
5.      Fungsi sosialisasi
6.      Fungsi rekreatif
7.      Fungsi ekanomis

1.      Fungsi biologis, perkawinan dilakukan antara lain bertujuan agar memperoleh keturunan, dapat memelihara kehormatan serta martabat manusia sebagai makhluk yang berakal dan beradab. Fungsi biologis inilah yang membedakan perkawinan manusia dengan binatang, sebab fungsi ini diatur dalam suatu norma perkawinan [3]yang diakui bersama.
2.      Fungsi edukatif, keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orang tua memiliki peran yang cukup penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan ruhani dalam dimensi kognisi, afektif maupun skill, dengan tujuan untuk mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelektual, dan professional. Pendidikan keluarga islam didasarkan pada Al-Tahrim:6 “
Artinya ’’ Jagalah  dirimu dan keluarga mu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. ‘’
Fungsi edukatif ini merupakan bentuk penjagaan hak dasar manusia dalam memelihara dan mengembangkan potensi akalnya. Peningkatan pendidikan generasi penerus berdampak pada pergeseran relasi dan peran-peran angota keluarga. Karena itu bisa terjadi suami belajar kepada istri, bapak atau ibu belajar kepada anaknya, namun teladan baik dan tugas- tugas pendidikan dalam keluarga tetap menjadi tanggung jawab kedua orang tua.dalam Hadis ini Nabi   di tegas kan.
 Setiap anak l ahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani, majusi. ‘’(HR,Ahmad Thabrani ,dan Baihaqi) ‘’
3.      fungsi religius,keluarga merupakan tempat penanaman nilai moral agama melalui  pemahaman, penyadaran dan praktek dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta iklim keagamaan di dalamnya. Dalam Q.S Lukman :13   
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Dengan demikian keluarga merupakan awal mula seseorang mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhanya.
4.      fungsi protektif , di mana keluarga menjadi tempat yang aman dari gangguan internal maupun eksternal keluarga dan untuk menangkal segala pengaruh negative yang masuk di dalmnya.
5.      Fungsi sosialisasi adalah berkaitan  dengan mempersiapakan anak menjadi anggota masyarakat yang baik, mampu memegang norma-norma kehidupan secara universal baik inter relasi dalam keluarga itu sendiri maupun dalam menyikapi masyarakat yang pluralistik lintas suku , agama, budaya, bahasa meupun jenis kelaminya.
6.      Fungsi rekreatif , bahwa keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukan dan melepas lelah dari seluruh aktifitas masing-masing anggota keluarga .Fungsi rekreatif ini dapat mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan , saling menghargai, menghormati,dan  menghibur masing-masing anggota keluraga sehingga tercipta hubungan harmonis, damai, kasih sayang  dan setiap anggot keluarga merasa ‘’ rumahku adalah surgaku ‘’.
7.      Fungsi ekonomis,yaitu keluarga merupakan kesatuan ekonomis dimana keluarga memiliki aktivitas mencari nafkah, pembinaan usaha, perencanaan anggaran, pengelolaan dan bagaimana memangfaatkan sumber-sumber penghasilan dengan baik, mendistribusikan secara adil dan proporsiona,serta dapat mempertanggungjawabkan kekayaan dan harta bendanya secara social maupun moral.
Di tinjau dari ketujuh fungsi keluarga tersebut ,maka jelaslah bahwa keluarga memiliki fungsi yang vital dalam pembentukan individu. Oleh karena itu  keseluruhan fungsi tersebut harus terus menerus dipelihara. Jika salah satu dari fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi ketidak keharmonisan dalam system keteraturan dalam keluarga.
Peran keluarga
Di lihat dari segi pendidikan , keluarga merupakan satuan  kesatuan hidup ( sistem sosial), dan keluraga menyediakan situasi belajar.
Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial), keluraga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluragaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan ,cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplian ,tingkah laku yang baik, serta pengakuan  akan kewibawaan.
Sementara itu yang berkenaan dengan keluarga menyediakan situasi belajar , dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat bergantung kepada orang tua, baik karena keadaan jasmaniahnya maupun kemampuan intelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.


Sumbangan keluarga bagi pendiidkan anak adalah sebagai berikut.
1.      Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri , seperti cara makan,buang air, berbicara, berjalan, berdoa,sungguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi.
2.      Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak .sikap meneriman  atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh,sikap sabar atau tergesa-gesa,sikap melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak
Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa di pikulkan kepada orang lain kaerna ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua ini. Maka sebagai tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain, yaitu melalui sekolah.
Untuk tambah memperjelas tentang peranan keluarga dalam bidang-bidang ini kita dapat bicarajan masing-masing seperti di bawah ini[5]:
1.      Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Bagi Anak-anaknya
Keluarga mempunyai peranan penting untuk menolong pertumbuhan anak-anaknya dari segi jasmani, baik aspek perkembangan ataupun aspek perfungsian. Begitu juga dalam hal memperoleh pengetahuan, konsep-konsep, ketrampilan-ketrampilan, kebiasaan-kebiasaan,  dan sikap terhadap kesehatan yang harus dipunyai untuk mencapai kesehatan jaasmani yang sesuai dengan umur, menurut kematangan, dan pengamatan mereka.

Di antara cara-cara yang dapat menolong untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan  anak-anak adalah: memberi peluang yang cukup untuk menikmati susu ibu, jika kesehatan ibu membolehkan yang demikian. Menjaga kesehatan dan kebersihan jasmani dan pakaiannya dan melindunginya dari serangan angin, panas, terjatuh, kebakaran, tenggelam; meminum bahan-bahan berbahaya, dan lain-lain sebagainya.

Dalam menjalankan tugas-tugas ini terhadap pendidikan anak-anaknya keluarga Islam merasa bahwa ia telah menunaikan salah satu tugas yang diwajibkan oleh agama Islam. Firman Allah s.w.t.: “Bersihkanlah pakaianmu. Jagalah kesehatan”. (Al-Mudatsir:4,5).
Sabda Rasulullah s.a.w juga : “Hendaklah setiap muslim mandi sekali dalam tujuh hari”.
2.      Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Akal (Intelektual) Kanak-kanak.
Di antara cara-cara yang dapat dilalui oleh keluarga untuk memainkan peranannya dalam pendidikan ini adalah: mempersiapkan rumah tangga dengan segala macam perangsang ini adalah permainan-permainan pengajaran yang bertujuan gambar-gambar, buku-buku, dan majalah-majalah yang menyebabkan anak-anak gemar menelaah kandungan buku-buku dan majalah-majalah dan bersedia untuk membaca sebelum ia belajar membaca dan menulis.

Sesudah anak-anak masuk sekolah tanggungjawab keluarga dalam pendidikan intelektual bertambah luas. Sekarang menjadi kewajiban keluarga dalam bidang ini adalah menyiapkan suasana yang sesuai dan menggalakkan untuk belajar, mengulangi pelajaran, mengerjakan tugas.
3.      Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Psikologikal dan Emosi
Di antara bidang-bidang di mana keluarga dapat memainkan peranan penting adalah pendidikan psikologikal dan emosional. Melalui pendidikan itu keluarga dapat menolong anak-anaknya dan anggota-anggotanya secara umum untuk menciptakan pertumbuhan emosi yang sehat, menciptakan kematangan emosi yang sesuai dengan umurnya, menciptakan penyesuaian psikologikal yang sehat dengan dirinya sendiri dan dengan orang-orang lain  di sekelilingnya. Begitu juga dengan menumbuhkan emosi kemuliaan yang mulia, seperti cinta kepada orang lain, mengasihani orang lemah dan teraniaya, menyayangi dan mengasihani orang fakir miskin, kehidupan emosi yang rukun dengan orang-orang lain  dan menghadapi masalah-masalah psikologikal secara positif dan dinamis.

Di antara cara-cara yang dapat digunakan oleh keluarga untuk mendidik anak-anaknya dari segi psikologi adalah bahwa ia memberi mereka segala peluang untuk menyatakan diri, keinginan, fikiran dan pendapat mereka dengan sopan dan hormat, disamping menolong mereka berhasil dalam pelajaran dan menunaikan tugas yang dipikulkan kepadanya.
4.      Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Agama Bagi Anak-anaknya
Pendidikan agama dan spiritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada kanak-kanak melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dan upacara-upacaranya. Begitu juga membekalkan kanak-kanak dengan pengetahuan agam adan kebudayaan Islam  yang sesuai dengan umurnya dalam bidang-bidang akidah, ibadat, muamalat, dan sejarah.

Di antara cara-cara  praktis yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah cara-cara berikut:
a)      Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama dalam bentuknya yang sempurna dalam waktu tertentu
b)      Membiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak kecil sehingga penunaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging
c)      Menyiapkan Suasana agama dan spiritual yang sesuai di rumah di mana mereka berada
d)     Membing mereka membaca bacaan- bacaan agam yang berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan  Alloh dan mahluk- mahluk untuk menjadi bukti kehalusan sistem ciptaan itu dan atas wujud dan keagungannya.
e)      Menggalakkan mereka turut serta dalam aktivitas- aktivitas agama, dan lain-lain lagi caracara lain.
Ketika keluarga menunaikan hal-hal tersebut di atas, sebenarnya ia menurut kepada petunjuk dari Al-quran, sunnah nabi SAW. Dan peninggalan Assalaf-Assaleh yang semuanya mengajak untuk melaksanakan pendidikan.
Sabda rosululloh SAW ‘’ perintahlah anak- anakmu bersembahyang ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukulah mereka kalau tidak mau jika mereka berumur sepuluh tahun. Dan pisahkan lah mereka dalam pembaringan.’’ ( H.R. Abu Daud, AL-Turmudzi ,ahmad dan AL-hakim.)
Sabda rosululloh SAW “ ajarkanlah kepada anak anakmu tiga hal mencintai nabi, mencintai keluarga nabi, dan membaca al-quran.
5.      Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak Bagi Anak-Anak
Keluarga memegang peranan penting sekali dalam pendidikan ahlak untuk anak-anak sebagai institusi yang mula-mula sekali berinteraksi dengannya, oleh sebab mereka mendapat pengaruh daripaadanya atas segala tingkah lakunya, oleh sebab itu haruslah keluarga mengambil berat tentng pendidikan ini, mengajar mereka ahlak yang mulia yang diajarkan islam seperti kebenaran, kejujuran, keikhlasan , kesabaran, kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah, berani dan lain sebagainya, firman Allah SWT “jika engkau (hai Muhammad) kasar bengis tentu mereka akan meninggalkanmu (Al Imran: 159).
Diantara kewajiban keluarga dalam hal ini adalah
a.       Member contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam berpegang teguh kepada ahlak mulia
b.      Menyediakan bagi anak-anaknya peluang-peluang dan suasana  praktis dimana mereka dapat mempraktekan ahlak yang diterima dari orang tuanya
c.       Memberi tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka merasa bebas memilih dalam tindak tanduk
d.      Menunjukan bahwa kelarga selalu mengawasi mereka  dengan sadar dan bijaksana
e.       Menjaga mereka dari teman-teman yang menyeleweng an tempat-tempat kerusakan dan lain-lain lagi cara keluarga dapat mendidik akhlak anak-anaknya.
6.      Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Sosial Kanak-Kanak
Diantara cara-cara yang petut digunakan oleh keluarga dalam mendidik anak-anaknya dari segi social politik dan ekonomi adalah
a.       Memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya dalam tingkah laku social yang sehat berdasar pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama
b.      Menjadikan rumah itu sebagai tempat dimana tercipta hubungan-hubungan social yang berhasil
c.       Menjauhkan mereka dari sifat manja dan berfoya-foya dan jangan menghina dan merendahkan mereka-mereka dengan kasar sebab sifat memanjakan dan kekerasan itu merusak kepribadian anak-anak.
d.      Memperlakukan mereka dengan lemah lembut dengan menghormatinya didepan kawan-kawannya tetapi jangan melepaskan kekusaan kebapaan mereka terhadap anak-anaknya.
e.       Menolong anak-anaknya menjalin persahabatan yang mulia dan berhasil sebab manusia turut menjadi baik karena berkawan dengan orrang soleh seperti kata pepatah
f.       Bersifat adil diantara mereka
Diantara dalil- dalil agama  yang menajdi dasar kelarga muslim dalam mendidik anak-anaknya dari segi social adalah   
Sanda rasulullah SAW kepada Aisyah r.a “hendaklah kau bersifat lemah lembut sebab lemah lembut jika ia berada pada sesuatu ia menghiasinya sedangnya jika meninggalkan sesuatu ia merusakannya (H.R Al Bukhari Dalam Al Adab Al Mufrad) juga sabda Rasulullah “bertakwalah kamu kepada Allah dan berbuat adilah antara anak-anakmu”

0 komentar:

Posting Komentar