Metode-metode
yang berpengaruh terhadap anak meliputi sebagai berikut:
1) Pendidikan dengan
keteladanan
2) Pendidikan dengan
adat kebiasaan
3) Pendidikan dengan
nasehat
4) Pendidikan dengan
memberi perhatian
5) Pendidikan dengan
memberi hukuman
1) Pendidikan dengan
keteladanan
Masalah keteladanan menjadi factor penting dalam
menentukan baik buruknya anak. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak
mulia, berani, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan agama, maka si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak
mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan agama. Begitu pula sebaliknya jika pendidik pembohong, khianat, kikir,
penakut, dan hina, maka si anak akan tumbuh dalam kebohongan, khianat, durhaka,
kikir, penakut dan hina.
Allah Swt. juga mengajarkan bahwa rasul yang
diutus untuk menyampaikan risalah samawi kepada unat manusia, adalah seorang
yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral maupun intelektual.
Sehingga umat manusia meneladaninya, belajar darinya, memenuhi panggilannya,
menggunakan metodenya dalam hal kemuliaan, keutamaan dan ahklak yang terpuji.
" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik" (Al Ahzab:21)
" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik" (Al Ahzab:21)
2) Pendidikan dengan
adat kebiasaan
Adapun
tentang metode Islam dalam memperbaiki anak-anak, adalah mengacu pada dua
pokok: Pengajaran
a. Pembiasaan
Yang dmaksud
dengan pengajaran adalah upaya teoritis dalam perbaikan dan pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan pembiasaan adalah upaya praktis dalam
pembentukan (pembinaan) dan persiapan. Setelah diketahui bahwa kecendrungan dan
naluri anak-anak dalam pengajaran dan pembiasaan adalah sangat besar dibanding
usia lainnya, maka hendaklah para pendidik, ayah, ibu, dan pengajaran,
memusatkan perhatian pada pengajaran anak-anak tentang kebaikan dan upaya
membiasakannya, sejak ia mulai memahami realita kehidupan ini.
“Suruhlah anak-anakmu mengerjakan salat, ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan, ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka”.
“Suruhlah anak-anakmu mengerjakan salat, ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan, ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka”.
Ini juga
termasuk teoritis. Segi praktisnya adalah mengajari anak-anak tentang hukum
salat, bilangan rakaatnya tata cara mengerjakannya dengan berjamaah di masjid,
sehingga salat haknya merupakan kebiasaan yang tidak terpisahkan.
Seperti
diriwayatkan oleh Thabrani dari Ali ra. bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Didiklah
anak-anakmu pada tiga hal: cinta kepada Nabi kamu, cinta kepada ahli baitnya,
dan membaca Al Quran”.
Ini juga segi teoritis. Sedang praktisnya adalah, agar
pendidik mengumpulkan anak didik dan membacakan kepada mereka sejarah kehidupan
Rasulullah saw, ahli bait dan sahabatnya, termasuk kepribadian tokoh dan
pemuka-pemuka sejarah Islam, di samping mengajari mereka untuk membaca Al
Quran. Dengan demikian, anak-anak mengikuti orang-orang terdahulu dalam
kepahlawanan dan jihad-nya. Jiwa dan perasaan anak-anak terkait dengan sejarah
Islam dan dengan Al Quran sebagai undang-undang serta pedoman hidup.
Ada hal-hal penting yang harus diketahui oleh para
pendidik dalam hal mengajarkan kebaikan kepada anak-anak dan membiasakan mereka
berbudi luhur. Yaitu mengikuti metode pemberian dorongan dengan kata-kata baik
dan memberikan hadiah. Terkadang memakai metode pengenalan untuk disenangi
(targhib), dan dengan metode pengenalan untuk dibenci (tarhib).
Para pendidik dengan segala bentuk dan keadaannya,
jika mengambil metode Islam dalam pendidik kebiasaan, membentuk akidah, dan
budi pekerti, maka pada umumnya, anak-anak akan tumbuh dalam akiidah Islam yang
kokoh serta akhlak yang luhur, sesuai dengan ajaran Al Quran. Bahkan
memberikan teladan kepada orang lain, dengan berlaku yang mulia dan sifatnya
yang terpuji. Karena itu para pendidik hendaknya menyingsingkan lengan baju
untuk memberikan hak pendidikan bagi anak-anak dengan pengajaran, pembiasaan,
dan pendidikan akhlak. Jika mereka telah melaksanakan upaya ini, berarti mereka
telah menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya.
Pendidikan dengan mengajarkan dan pembiasaan adalah
pilar terkuat dalam pendidikan dan metode paling efektif dalam membentuk iman
anak serta meluruskan akhlaknya. Tidak diragukan, bahwa pendidik dan
membiasakan anak sejak kecil adalah paling menjamin untuk mendatangkan hasil.
Sedangkan mendidik dan melatih setelah dewasa sangat sukar untuk mencapai kesempurnaan.
3. Pendidikan dengan
nasihat
Nasihat dapat membukakan mata anak-anak tentang
hakikat sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasinya dengan
akhlak yang mulia,serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Karenanya,
tidak heran kita mendapatkan Al Quran memakai metode ini, yang berbicara pada
jiwa-jiwa, dan mengulang-ulangnya dalam beberapa ayat.
Di bawah ini adalah contoh Al Quran yangberulang-ulang
dalam menuturkan nasihat dan peringatan.
Allah berfirman:
“Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia member pelajaran
kepadanya. ‘Hai anakku, janganlah kamu menyukutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar’. Dan Kami perintahkan kepada manusia (barbuat baik)
kepadaibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukur kepada Ku dan
kepada duaorang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”(Al Lugman 13)
Hendaknya pendidik mengambil metode Al-Quran dalam
berbicara kepada orang lain dan mengajak kepada kebaikan, karena Alquan adalah
kitab mulia yang terbebas dari kebatilan. Seperti keharusan bercermin
kepada pembawa risalah yang kekal abadi, Muhamad SAW dalam tata cara memberikan
nasehat dan petunjuknya. Sebab beliau bersifat ma’shum, yang tidak berkata-kata
menurut hawa nafsunya dan tak seoarang pun akan sampai kepada kesempurnaan dan
martabatnya.
4. Pendidikan dengan
perhatian / pengawasan
Yang di maksud pendidikan dengan perhatian adalah
mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam
pembinaan aqidah dan moral, pesiapan spiritual , dan sosial, disamping selalu
bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan kemampuan ilmiahnya.
Islam, dengan keunivrersalan prnsipnya dan peraturanya
yang abadi, memerintah para bapak,ibu, dan pendidik, untuk memperhatikan dan
senantiasa mengikuti serta mengawasi anak-anaknya, dalam segala segi kehidupan
dan pendidikan tang universal.
1. Perhatian segi
keimanan Anak
Para
pendidik hendaknya memperhatikan apa yang dipelajari anak prinsip, pikiran, dan
keyakinan yang diberikan oleh para pembimbingnya, dalam uapaya pengarahan dan
pengajaranya, baik disekolah atau di luar sekolah.
Para
pendidik hendaknya memperhatikan apa yang di baca anak, buku, majalah, dan
brosur-brosur. Jika didalamnya terdapat pikiran-pikiran menyeleweng,
prinsip-prinsip atheis dan kristenisasi,maka hendaknya segera merampasnya.
Disamping itu memberi pengertian kepada anak bahwa didalamnya terdapat sesuatu
tyang membahayakan kemurnian iman. Juga memperhatikan teman-teman
sepergaulanya.
Disamping
itu para penidik hendaknya memperhatikan partai dan organisasi yang menjadi
ajang aktivitas anak. Jika ternyata organisasi atheis dalam prinsip dan
pengarahnya, tujuan dan orientasinya, maka segeralah pendidik melarang dan
meningkatkan pengawasanya, gunakanlah kesempatan untuk memberikan pengertian
dan pengarahan kepada si anak. Sehingga ia kembali kepada yang hak, kepada
petunjuk, berjalan pada jalan yang lurus.
2. Perhatian Segi Moral
Anak
Para
pendidik hendaknya memperhatikan sifat kejujuran anak. Jika ketahuan bahwa anak
suka berdusta dalam ucapan, dan janjinya, mempermainkan kata-kata dan ucapan,
tampil dalam masyarat dengan penampilan munafik dan pendusta, maka pendidik
harus segera menagani persoalan yang ia perlakukan itu.
Karenanya
hendaknya kita senantiasa memperhatikan dan mengawasi anak-anak dengan sepenuh
hati, pikiran, dan perhatian. Perhatian segi keimanan, rohani, akhlak, ilmu
pengetahuan, pergaulan dengan orang lain, sikap emosi, dan segala sesuatunya.
Dengan begitu anak kita akan menjadi seorang mukmin yang bertaqwa, disegani,
dihormati, dan terpuji.
5. Pendidikan dengan memberi
hukuman
Di bawah ini metode yang di pakai islam dalam upaya
memberi hukuman kepada anak:
a. Lemah lembut
dan kasih sayang adalah dasar pembenahan anak, bukhari dalam adabul mufrid
meriwayatkan: “hedaknya kamu bersikap lemah lembut, kasih sayang, dan
hindarilah sikap keras serta keji.”
b. menjaga tabiat anak
yang salah dan menggunakan hukuman
anak-anak,
di lahat dari segi kecerdasannya berbeda, baik kelenturan maupun pemberian
tanggapannya. Juga berbeda dari segi pembawaan tergantung pada perbandingan
masing-masing. Diantara mereka ada yang berpenampilan tenang, ada pula yang
berpembawaan emosional dank keras.ada yang berpembawaan tersebut. Dan semua itu
tergantung pada keturunan, pengaruh lingkungan, faktor-faktor pertumbuhan, dan
pendidikan.
Sebagian
anak, hanya cukup dengan menampilkan muka cembrutdalam melarang dan
memperbaikinya. Anak lain tidak bisa dengan cara itu, harus dengan kecaman.
Bahakan terkadang pendidik perlu menggunakan tongkat untuk di hadiahkan kepada
anak itu sebagai hukuman yang membuatnya jera.
Tetapi
pendidik hendaknya bijaksana dalam menggunakan cara hukuman yang sesuai tidak
bertentangan dengan tingkat kecerdasan anak, pendidikan dan pembawaanya.
Disamping itu , hendaknya ia tidak segera mengunakan hukuman kecuali setelah
menggunakan cara-cara lain, hukuman adalah cara yang paling akhir.
Dalam upaya
pembenahan hendaknya di lakukan secara bertahap, dari yang ringan hingga yang
paling keras. Bahwa pendidikan dengan menggunakn hukuman adalah cara yang
paling akhir. Ini berarti bahwa disana terdapat beberapa cara dalam memperbaiki
dan mendidik.
Pendidik
harus memperlakukan anak dengan perlakuan yang sesuai dengan tabiat dan
pembawaanya serta mencari faktor yang menyebabkan kesalahan. Hal ini menmbantu
pendidik dalam upaya menyingkap sebab penyimpangan anak, agar di temukan cara
terbaik untuk memperbaikinya.
0 komentar:
Posting Komentar