Pengkajian
kerangka regulasi yang ada dan merekomendasikan penyempurnaan kerangka tersebut
guna mendukung prioritas pembangunan dan pembiayaan infrastruktur Penyusunan
strategi pembangunan dan pembiayaan infrastruktur ini diharapkan dapat
menghasilkan peta pembangunan infrastruktur yang jelas di masa yang akan datang
sehingga pemerintah mempunyai dokumen yang lengkap terhadap pembangunan
infrastruktur.
Oleh karena itu,
ruang lingkup dari penyusunan strategi ini mencakup seluruh aspek potensi
ekonomi wilayah Indonesia Timur sebagai rumusan strategis pembangunan
infrastruktur nasional, baik berdasarkan subsektor jenis infrastruktur dan
maupun tipologi kewilayahan dengan basis pendekatan potensi. Penyusunan
strategi pembangunan dan pembiayaan infrastruktur kawasan timur Indonesia
diharapkan dapat menghasilkan Master Plan di bidang infrastruktur yang akan
mendukung skenario pembangunan era baru ekonomi Indonesia di masa yang akan
datang. Master Plan ini diharapkan dapat memuat berbagai data dan informasi
mengenai pembangunan dan pembiayaan infrastruktur berdasarkan skala prioritas
pembangunan dan regulasi yang mendukung arah pembangunannya.
Cerminan
pembangunan infrastruktur nasional adalah pembangunan infrastruktur di tiap
wilayah atau propinsi di Indonesia. Perkembangan pembangunan infrastruktur di
masing-masing pulau di Indonesia memperlihatkan perbedaan yang cukup berarti.
Dominasi pembangunan infrastruktur sangat ditentukan oleh kondisi geograsfis
dan demografis dari suatu wilayah.
Dominasi
infrastruktur ini dapat mencerminkan pula tingkat aktivitas ekonomi dalam suatu
wilayah. Perkembangan pembangunan infrastruktur untuk masing-masing pulau yang
ada di Indonesia. Hal ini pula yang menjadi hambatan pembangunan infrastrukrur
Kawasan Timur Indonesia.
Pada hal
sejatinya jika Indonesia ingin percepatan mencapai kemajuan maka pendekatan
potensi atau potential approach yaitu potensi yang mendorong tumbuhnya
komoditas unggulan, hendaknya menjadi komintmen kuat terhadap pembangunan
infrstruktur kawasan timur Indonesia.
Sebagaimana kita
ketahui bahwa daerah Kalimantan Selatan sebagaimana daerah Kalimantan umumnya
yang merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di wilayah negara kita.
Tingkat kepadatan pendudukanya relative rendah sehingga tidak dimungkinkan
untuk melakukan pendekatan demographic dalam perencanaan pembangunan
infrastukturnya.
Dengan jumlah
penduduk yang mendiami wilayah ini hanya sebesar 6% dari total penduduk
Indonesia, maka akan berdampak pada aktivitas ekonomi yang ada di wilayah ini.
Kondisi semacam ini merupakan kondisi tipikal wilayah Indonesia Timur.
Karenanya diperlukan langkah potential approach atau pendekatan potensial untuk
pembangunan infrastrukturnya
Komoditas yang
menjadi unggulan untuk wilayah ini adalah sektor pertambangan dan galian, sub
sector perkebunan dan subsektor kehutanan. Ketiga sektor ini memberikan
sumbangan besar bagi pendapatan nasional.
Dengan demikian
terdapat pandangan berbeda mengenai pola perencanaan bahwa berdasarkan jumlah
penduduk atau pendekatan demografik, aktivitas ekonomi unggulan yang tidak
memerlukan banyak infrastruktur, maka akibatnya adalah persentase pembangunan
infrastruktur di pulau ini lebih rendah dibandingkan pulau Jawa dan Sumatera.
Dilihat dari
infrastruktur transportasi, pelabuhan laut lebih mendominasi dibandingkan
dengan yang lainnya. Hal ini sangat wajar dengan kondisi geografis dari
Kalimantan yang lebih banyak rawa dibandingkan dengan daratannya yang
memungkinkan sektor pelabuhan laut dan lalulitas angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan lebih berkembang dibandingkan dengan transportasi darat.
Pembangunan
jalan di pulau ini masih relative rendah bila dibandingkan dengan luas wilayah
pulau ini. Hal ini sangat signifikan sekali dengan jumlah kendaraan yang berada
di wilayah ini hanya sebesar 5,8% dari jumlah kendaraan yang ada di Indonesia.
Hal ini pula yang menyebabkan rendahnya tingkat mobilitas dan tingginya biaya
transportasi sehingga wilayah ini kehilangan daya saingnya dalam menarik
investasi.
Pandangan keliru
juga terdapat pada subsektor pertanian tanaman pangan dan pengairan. Dapat kita
temukan fakta bahwa irigasi tidak menjadi salah satu fokus pembangunan
infrastruktur karena wilayah ini bukan sebagai lumbung padi tetapi lebih
cenderung pada komoditas kehutanan dan perkebunan.
Pada pada sisi
lain kitapun memehami betul bahwa kondisi wilayah ini sangat dimungkinkan
membangun jaringan irigasi guna menjadikan Kalimantan sebagai lumbung padi.
Kita dapat belajar dan membandingkan kondisi wilayah ini dengan kondisi Vietnam
yang petaninya lebih unggul dari petani kita bahkan tanpa proteksionisme
perdagangan.
Saat ini akses
masyarakat Kalimantan terhadap air bersih, hanya sebesar 44% yang dapat
menikmati air bersih sedangkan sisanya belum mendapatkan akses terhadap air
bersih.
Ini merupakan
salah satu permasalahan yang harus menjadi perhatian, karena bila kondisi
tersebut dibiarkan maka akan berdampak pada tingkat kesehatan dari masyarakat
di Kalimantan. Bagaimana kita bisa mengembangkan sumber daya manusia yang
handal dan mampu bersaing secara global bila tingkat hiegenitas masih rendah.
Oleh karena itu akses terhadap air bersih perlu langkah prioritas pembangunan
infrastrukturnya.
Demikian pula
dengan subsektor telematika dan ketenagalistrikan perlu berpacu dengan irama
pertumbuhan yang berkembang dengan pesat. Hal ini sejalan dinamika dan
aktivitas dari masyarakat di pulau Kalimantan.
Pembukan lahan
menjadi lahan pertanian yang notabene terjadi perubahan fungsi seringkali
memicu kotroversi yang kontraproduktif, hendaknya dipelajari kembali dengan
seksasama agar tidak terdapat resistensi pembangunan hanya sekadar penolakan emosional,
namun sebaliknya kehilangan informasi berharga tentang potensi ekonomi yang
mempunyai keunggulan tertentu.
Akhirnya kita
juga mengapeal akan pentingnya kesadaran tentang pembangunan infrastruktur
berkaitan dengan upaya strategis percepatan pertumbuhan ekonomi, hendaknya
secara nyata mengurangi hambatan birokratis di semua lini baik pada tingkat
pemerintah pusat maupun pada tingkat pemerintah daerah dan pemerintah
kabupaten.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar